Halloween: Mitos, Tradisi dan Pesta!
Malam itu Carol berdiri di daun pintu rumahnya, menatap ke jalan yang  lapang nan gelap. Waktu menunjukkan pukul 8. Sesaat kemudian kedua  anaknya muncul dari kamar masing-masing, yang satu mengenakan kostum  Superman, sementara yang satunya lagi tampil a la bidadari lengkap  dengan tongkat perinya. Di tangan mereka ada ember plastik oranye  berbentuk labu.     
  “Mommy, we’re ready to go,” ujar si sulung  Josh, yang berusia 8 tahun.     
               
  Carol menatap keluar sekali lagi, dan dilihatnya  tetangganya, keluarga Martin, juga sedang bersiap-siap di pintu dengan  anak mereka, Melissa, yang tampil sebagai vampir kecil. Carol lalu  menggandeng tangan kedua anaknya dan melangkah keluar. Sejurus kemudian  muncul serombongan anak-anak kecil lainnya—dibungkus kostum  lucu—menghadang sambil berteriak, “Trick or treat…” Carol tergelak dan  mengeluarkan beberapa permen dari sakunya, membaginya rata ke tiap-tiap  ember kecil.     
  Itulah Halloween, sebuah tradisi yang  berlangsung setiap tanggal 31 Oktober di kebanyakan belahan bumi bagian  Barat, termasuk Amerika.     
  Halloween berasal dari tradisi  masyarakat Celtic—yang dulu mendiami Irlandia, Skotlandia dan daerah  sekitarnya—yang percaya kalau pada hari terakhir bulan Oktober, para  arwah gentayangan di bumi. Tapi tradisi ini sebenarnya telah berpulang  lama.     
  Sekitar abad pertama Masehi, masyarakat Celtic  ditaklukkan oleh warga Romawi, yang kemudian menambahkan kebudayaan  mereka ke dalam tradisi Halloween. Mereka menambahkan dua festival  bernama Feralia, diperuntukkan untuk menghormati mereka yang telah  meninggal, dan Pomona, yaitu festival untuk merayakan musim panen,  diambil dari nama seorang dewi.     
               
  Sekitar abad ke-8, gereja Katolik mulai merayakan tanggal 1  November sebagai hari untuk menghormati para santo dan santa yang tidak  memiliki hari perayaan khusus. Maka mulailah tradisi bahwa misa yang  diadakan pada hari itu disebut Allhallowmas, yang berarti misa kaum suci  (red: dalam bahasa Inggris disebut hallow). Malam sebelumnya, tanggal  31 Oktober, lalu disebut All Hallows Eve. Inilah cikal-bakal Halloween.      
  Lalu beranjak memasuki abad ke-18, banyak warga asal Eropa  yang berimigrasi ke Amerika. Kebudayaan ini tetap mereka pertahankan,  dan bentuk perayaannya terus berkembang sampai sekarang.     
   Bagi anak-anak Halloween berarti kesempatan untuk memakai kostum dan  mendapatkan permen. Bagi orang dewasa Halloween mungkin merupakan  kesempatan untuk berpesta kostum. Bagi toko-toko itu kesempatan bagus  untuk pemasaran atau promosi. Singkat kata, sungguh tidak terbatas  bentuk perayaan Halloween di Amerika.     
  Sementara itu, di  belahan selatan benua Amerika, tepatnya di Meksiko, setiap tanggal 31  Oktober juga dirayakan Hari Para Arwah (El Dia de Los Muertos), untuk  menghormati para kaum suci. Berawal dari tradisi gereja Katolik,  perayaan itu sampai sekarang dianggap sebagai salah satu hari besar  keagamaan dan dirayakan dengan meriah.